Kamis, 03 Juli 2014

Ketepatan Sajian Bahan Pembelajaran

"+"



Ketepatan Sajian Bahan Pembelajaran

Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam interaksi edukatif, karenanya guru harus mempersiapkan dan menguasai bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran menyangkut mata pelajaran yang diampu guru sesuai kompetensinya. Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok.[1]
Bahan belajar dapat berupa benda dan isi pendidikan, diantaranya berkaitan dengan pengetahuan, prilaku, nilai, sikap, dan metode pemerolehan. Guru berperan selektif dalam memilih bahan pelajaran  dengan mempertimbangkan faktor berikut:
a   Bahan belajar harus sesuai dengan sasaran belajar. Jika tidak sesuai, maka perlu bahan pengganti yang sederajat dengan program.
b   Tingkat kesukaran bahan belajar, jika bahan belajar tergolong sukar maka guru perlu “membuat mudah”.
c  Bahan belajar harus sesuai dengan strategi belajar mengajar. Guru harus menyesuaikan strategi belajar mengajar dengan bahan belajar.
d    Evaluasi hasil belajar harus sesuai dengan bahan belajar. Kemampuan pada ranah kognitif, afektif, psikomotorik harus terkandung dalam bahan belajar.[2]
Ketika kita menengok pada pendidikan di tingkat anak usia dini, program kegiatan belajarnya merupakan kesatuan program kegiatan yang utuh, yaitu berisi bahan-bahan pembelajaran yang disusun menurut pendekatan tematik. Pendekatan tematik diartikan sebagai organisasi dari kurikulum dan pengalaman belajar melalui pemilihan topik. Dengan demikian bahan tersebut merupakan tema-tema yang dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi program kegiatan pembelajaran yang operasional.[3] Prinsip itu  menjadi dasar untuk mengembangkan kurikulum yang terintegrasi, sebagai gambarannya adalah ketika anak belajar diluar ruangan, mereka akan belajar segalanya.[4]
Menurut Katz dan Chard seperti yang dikutip Soemiarti Patmonodewo dalam bukunya Pendidikan Anak Prasekolah, guru harus mempertimbangkan beberapa kriteria dalam memilih tema pembelajaran yaitu:
a    Keterkaitan tema yang dipelajari anak dengan kehidupanya, dengan kata lain apa yang akan dipelajari anak harus mempunyai arti.
b  Guru harus mengkaitkan tema dengan kemungkinan bagi anak untuk sekaligus dapat belajar membaca, menulis dan berhitung yang benar-benar mempunyai arti bagi anak.
c   Adanya buku-buku dan informasi lain yang dapat mendukung dalam pemilihan tema.
d Minat guru. Dengan keberadaan minat maka guru menginginkan untuk memberikan bimbingan kepada anak.
e  Tema dipilih berdasarkan kurun waktu tertentu, mungkin musim-musim yang biasanya terjadi dalam satu tahun.[5]


[1] Syaiful Bahari Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, Hlm. 17-18
[2] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, Hlm. 34
[3] Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, Hlm. 68
[4]  Ibid., Hlm. 71
[5]  Ibid., Hlm. 71

Tidak ada komentar:

Posting Komentar