Kamis, 27 Maret 2014

pendidikan Islam

"+"



PENGERTIAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM



1. Pengertian Etimologi
 Istilah "pendidikan" dalam pendidikan Islam kadang-kadang disebut al-ta'lim. Al-Ta'lim biasanya diterjemahkan dengan "pengajaran". la kadang-kadang disebut dengan al-ta'dib. Al-ta'dib secara etimologi diterjemahkan dengan perjamuan makan atau pendidikan sopan santun.[1] Sedangkan al-Ghazali menyebut "pendidikan" dengan sebutan al-riyadhat. Al-riyadhat dalam arti bahasa diterjemahkan dengan olah raga atau pelatihan. Term ini dikhususkan untuk pendidikan masa kanak-kanak, sehingga al-Ghazali menyebutnya dengan riyadha alshibyan.
Menurut mu'jam (Kamus) kebahasaan, kata al-tarbiyat memiliki tiga akar kebahasaan,[2] yaitu berarti:
a.  Bermakna yang memiliki arti tambah (zad) dan berkembang (nama). Pengertian'ini didasarkan atas Q.S. al-Rum ayat 39.
b.  Bermakna yang memiliki arti tumbuh (nasya’) dan menjadi besar (tara ra'a).              
c.   Bermakna yang memiliki arti memperbaiki (ashalaha), menguasai urusan, memelihara, merawat, menunaikan, memperindah, memberi makan, mengasuh, tuan, memiliki, mengatur dan menjaga kelestarian dan eksistensinya.[3]

Apabila term al-tarbiyat dikaitkan dengan bentuk madhi-wjz rabbayaniy yang tertera di dalam Q.S. al-Isra' ayat 24 (kama rabbayaniy shaghira), dan bentuk mudhari-nya - nurabbiy dan yurbiy - yang tertera di dalam Q.S. al-Syuara ayat 18 (alam murabbikafina walida) dan al-Baqarah ayat 276 (yamh Allah Al-riba' wa yurbiy al-shadaqat), maka ia memiliki arti mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membesarkan, menumbuhkan, memproduksi dan menjinakkan.[4]
Pada masa sekarang istilah yang populer dipakai orang adalah tarbiyah, karena menurut Athiyah Abrasyi al-Tarbiyah adalah term yang mencakup keseluruhan kegiatan pendidikan. la adalah upaya yang mempersiapkan individu untuk kehidupan yang lebih sempurna etika, sistimatis dalam berpikir, memiliki ketajaman intuisi, giat dalam berkreasi, memiliki toleransi pada yang lain, berkompetensi dalam mengungkap bahasa lisan dan tulis, serta memiliki beberapa keterampilan.[5] Sedangkan istilah yang lain merupakan bagian dari kegiatan tarbiyah. Dengan demikian maka istilah pendidikan Islam disebut Tarbiyah Islamiyah
      2. Pengertian Terminologi
Mushtafa al-Maraghiy membagi kegiatan al-tarbiyat dengan dua macam. Pertama, tarbiyat khalqiyat, yaitu penciptaan, pembinaan dan pengembangan jasmani peserta didik agar dapat dijadikan sebagai sarana bagi pengembangan jiwanya. kedua, tarbiyat diniyat tahzibiyat, yaitu pembinaan jiwa manusia dan kesempurnaannya melalui petunjuk wahyu Ilahi.[6]
Berdasarkan pembagian, maka ruang lingkup al-tarbiyat mencakup berbagai kebutuhan manusia, baik kebutuhan dunia dan akhirat, serta kebutuhan terhadap kelestarian diri sendiri, sesamanya, alam lingkungan dan relasinya dengan Tuhan.
Al-Abrasyi memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan.[7]
Marimba juga memberikan pengertian bahwa ; pendidikan Islam adalah "bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.[8]
Dengan memperhatikan kedua definisi di atas maka berarti pendidikan Islam adalah suatu proses educatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian.  Dewey yang  dikutip oleh Arifin mengemukakan bahwa pendidikan sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan.[9] Fattah mengemukakan bahwa pendidikan adalah a) proses seseorang  mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup, b) Proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh perkembangan kemampuan sosial, kemampuan individu yang optimal.[10] Zuhairini mengemukakan bahwa pendidikan merupakan usaha dari orang dewasa yang telah sadar akan kemanusiannya, dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada yang muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia. Ini berarti bahwa pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan atau diadakan dengan sengaja, di dalamnya selalu ada maksud, ada alasan untuk apa hal itu dilakukan atau dikerjakan.[11] 
Sejalan dengan pengertian tersebut di atas, Jalaluddin  mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan ideal.[12] Sedangkan menurut Ranggina bahwa pendidikan adalah usaha untuk memberikan dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam sikap dan nilai, pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, kesadaran ekologi beserta kemampuan berkomunikasi di dalam lingkungan hidupnya, sehingga ia akan lebih mampu untuk menghadapi tantangan-tantangan di dalam lingkungan sepanjang hayat.[13] 
Dari berbagai pendapat mengenai pendidikan, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses memberikan bantuan kepada seseorang dengan kegiatan bimbingan, latihan, pengajaran, agar ia memperoleh pengetahuan, pengalaman, kecakapan dan keterampilan. Dictionary of Psychology yang di kutip Syah  pendidikan diartikan sebagai “the institutional procedures which are employed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes, etc. Usually the term is applied to formal institution.”[14] Jadi pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah/madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan proses pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan dengan tujuan mengarah kepada peningkatan pola pikir, tingkah laku, pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia berada. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Soekijo pendidikan merupakan upaya untuk pengembangan sumber daya manusia, terutama untuk pengembangan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.[15] Flippo yang disitir Hasibuan mengemukakan bahwa education is concerned with increasing general knowledge and understanding of our total environment (pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas lingkungan kita secara menyeluruh).[16]


[1] Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: YB3A, 1973, Hlm.149.
[2] Ibn Manzhyur Abi al-Fadhl al-Din Muhammad Mukarram, Lisan al-Arab, Bairut: Dar al-Ihya’, tth, Jilid V, hlm. 94-96.
[3] Karim al-Bastani et.all, al-Munjid fi Lughat wa’Alam, Bairut: Dar al-Masyriq, 1975, hlm 243-244.
[4] Muhammad al-Naqwib al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam , Bandung : Mizan, 1998, hlm.66.
[5] Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Ruh al-Tarbiyat wa-al Ta’lim, Saudi Arabiya: Dar al-Ihya’, tth, hlm. 7& 14.
[6] Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Bairut: Dar al-Fikr, tth, Juz I hlm.30.
[7] Muhammad Athiyah al-Abrasyi, op.cit, hlm.100.
[8] Ahmad B. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: al-Ma’arif, 1980, hlm.131.
[9] Arifin, Filsafat pendidikan Islam , Jakarta:Bumi Aksara, 1994, hlm.1.
[10] Nanang Fattah, Landasan Menejemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996, hlm.4.
[11] Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, hlm.11.
[12] Jalaluddin, Filsafat Pendidikan, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997, hlm.14.
[13] Tana Ranggina, Pendidikan dan Psikologi, Ujung Pandang: FIP IKIP, 1989, hlm. 58.
[14] M. Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995, hlm. 11.
[15] Soekijo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992, hlm.27.
[16] Ibid, hlm.76.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar